Medan
Puluhan pria bersenjata tajam mengamuk di Jalan Gaperta Ujung Gang Martabe dekat perlintasan kereta api, Senin (31/3) dinihari. Mereka menganiaya Kristian Edi Natal Sihite (30) hanya karena ditegur agar tidak teriak-teriak saat melintas di tempat itu.
"Mereka ditegur orangtua disini karena teriak-teriak dan cakap kotor," kata seorang warga yang ditemui di lokasi. Kelompok pemuda yang ditegur adalah massa Andi Gondrong dan Gempar.
"Karena tidak senang ditegur, mereka mengamuk dan menganiaya warga yang melintas. Mereka juga merusak warung milik Sianturi dan melempari rumah warga sini," sambung warga itu. Naas buat Kristian yang kebetulan melintas.
Pria berambut ikal ini dipukuli kemudian diseret ke posko tempat biasa para pelaku berkumpul di Jalan Pembangunan IV, Gaperta Ujung. Di tempat itu, wajah Kristian disayat pisau.
"Aku disiksa sepanjang jalan menuju posko mereka. Di situ, aku kembali dipukuli dan mukaku disayat pisau. Jam tangan HP ku juga dirampas," tutur Kristian.
Beberapa orang rekan Kristian langsung melakukan pengejaran dan mendapati korban tengah diramai-ramaikan para pelaku. "Kami melihat dia (Kristian, red) dipukuli beramai-ramai. Bajunya robek akibat ditarik. Kalau kami terlambat sedikit saja, mungkin dia sudah dibunuh," ucap Fandi.
Fandi menyebut, lokasi penyiksaan Kristian sering dijadikan tempat pesta miras dan narkoba oleh para pelaku. "Mereka juga menyimpan sepeda motor hasil curian di tempat itu," tukasnya.
Kristian yang harus dibantu agar bisa berdiri dibawa ke rumah sakit terdekat. Korban ditemani beberapa rekannya kemudian melapor ke Polsek Helvetia. "Kami berharap polisi segera menangkap para pelaku. Mereka itu sangat meresahkan warga disini karena sudah banyak yang jadi korban," ucap seorang anggoat keluarga Kristian.
Kanit Reskrim Polsek Helvetia, AKP Hendrik Temaluru yang dikonfirmasi mengatakan, kasus penyiksaan tersebut masih diselidiki pihaknya. (bo)
teks foto: Kristian yang menjadi korban keganasan kelompok Andi Grondong dan Gempar.
Puluhan pria bersenjata tajam mengamuk di Jalan Gaperta Ujung Gang Martabe dekat perlintasan kereta api, Senin (31/3) dinihari. Mereka menganiaya Kristian Edi Natal Sihite (30) hanya karena ditegur agar tidak teriak-teriak saat melintas di tempat itu.
"Mereka ditegur orangtua disini karena teriak-teriak dan cakap kotor," kata seorang warga yang ditemui di lokasi. Kelompok pemuda yang ditegur adalah massa Andi Gondrong dan Gempar.
"Karena tidak senang ditegur, mereka mengamuk dan menganiaya warga yang melintas. Mereka juga merusak warung milik Sianturi dan melempari rumah warga sini," sambung warga itu. Naas buat Kristian yang kebetulan melintas.
Pria berambut ikal ini dipukuli kemudian diseret ke posko tempat biasa para pelaku berkumpul di Jalan Pembangunan IV, Gaperta Ujung. Di tempat itu, wajah Kristian disayat pisau.
"Aku disiksa sepanjang jalan menuju posko mereka. Di situ, aku kembali dipukuli dan mukaku disayat pisau. Jam tangan HP ku juga dirampas," tutur Kristian.
Beberapa orang rekan Kristian langsung melakukan pengejaran dan mendapati korban tengah diramai-ramaikan para pelaku. "Kami melihat dia (Kristian, red) dipukuli beramai-ramai. Bajunya robek akibat ditarik. Kalau kami terlambat sedikit saja, mungkin dia sudah dibunuh," ucap Fandi.
Fandi menyebut, lokasi penyiksaan Kristian sering dijadikan tempat pesta miras dan narkoba oleh para pelaku. "Mereka juga menyimpan sepeda motor hasil curian di tempat itu," tukasnya.
Kristian yang harus dibantu agar bisa berdiri dibawa ke rumah sakit terdekat. Korban ditemani beberapa rekannya kemudian melapor ke Polsek Helvetia. "Kami berharap polisi segera menangkap para pelaku. Mereka itu sangat meresahkan warga disini karena sudah banyak yang jadi korban," ucap seorang anggoat keluarga Kristian.
Kanit Reskrim Polsek Helvetia, AKP Hendrik Temaluru yang dikonfirmasi mengatakan, kasus penyiksaan tersebut masih diselidiki pihaknya. (bo)
teks foto: Kristian yang menjadi korban keganasan kelompok Andi Grondong dan Gempar.
No comments:
Post a Comment